Belas Kasihan Untuk Orang Lain

Peristiwa mujizat memberi makan lima ribu orang yang dilakukan Tuhan Yesus mengajar kita bukan hanya sekedar tentang kuasa Tuhan dalam mencukupi kebutuhan kita tetapi juga tentang mengasihi orang lain. Saat itu, Tuhan Yesus tidak merencanakan atau mengundang orang banyak. Orang banyak berusaha mencari tahu keberadaan Tuhan Yesus saat Tuhan Yesus ingin memisahkan diri dari banyak orang (Matius 14:13). Bisa dikatakan bahwa kehadiran orang banyak itu sebenarnya sangat menggangu waktu Tuhan Yesus.

Murid-murid merespons kehadiran orang banyak dengan sikap tidak peduli dan tidak mau dibuat repot. Mereka mengusulkan agar orang banyak itu disuruh pergi, tetapi Tuhan Yesus berkata, "kamu harus memberi mereka makan!" Jelas bahwa perintah ini mengagetkan! Memberi makan berarti mengeluarkan tenaga lebih di tengah keletihan mereka. Dengan memperhatikan bahwa Tuhan Yesus mengasihi orang banyak yang telah mengganggu waktu pribadi-Nya, para murid diajar untuk tidak memandang keterbatasan diri sebagai penghalang untuk memperhatikan orang-orang di sekitar mereka. Mereka harus memandang kepada Tuhan Yesus yang sanggup memakai keterbatasan mereka untuk memperhatikan orang lain. Sadarkah Anda bahwa mujizat lima roti dan dua ikan bisa mencukupi kebutuhan lima ribu orang karena diawali oleh belas kasihan Tuhan kepada orang banyak? Banyak orang luput untuk kita kasihi, bukan karena milik kita tidak cukup untuk dibagikan, tetapi karena hati kita terlalu kecil untuk memiliki belas kasihan terhadap orang lain. Marilah kita memberikan hati kita yang kecil kepada Tuhan, supaya Tuhan memberkati, sehingga kita bisa menampung belas kasihan untuk orang lain. [LH]

"Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit." Matius 14:14